Senin, 19 September 2011

LATAR BELAKANG MASALAH TENTANG WARIA






Hampir semua orang mengenal waria (wanita tapi pria), waria adalah  individu yang memiliki jenis kelamin laki-laki tetapi berperilaku dan berpakaian seperti layaknya seorang wanita. Waria merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat, namun demikian jumlah waria semakin hari semakin bertambah, terutama di kota-kota besar. Bagi penulis waria  merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti karena dalam kenyataannya, tidak semua orang dapat mengetahui secara pasti dan memahami mengapa dan bagaimana perilaku waria dapat terbentuk.
            Perilaku  waria  tidak  dapat  dijelaskan  dengan  deskripsi  yang  sederhana. Konflik identitas jenis kelamin yang dialami waria tersebut hanya dapat dipahami melalui kajian terhadap setiap tahap perkembangan dalam hidupnya. Setiap manusia atau individu akan selalu berkembang, dari perkembangan tersebut individu akan mengalami perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis. Salah satu aspek dalam diri manusia yang sangat penting adalah peran jenis kelamin
Setiap individu diharapkan dapat memahami peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Keberhasilan individu dalam pembentukan identitas jenis kelamin ditentukan oleh berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam menerima dan memahami perilaku sesuai dengan peran jenis kelaminnya. Jika individu gagal dalam menerima dan memahami peran jenis kelaminnya maka individu tersebut akan mengalami konflik atau gangguan identitas jenis kelamin.
            Berperilaku menjadi waria memiliki banyak resiko. Waria dihadapkan pada berbagai masalah: penolakan keluarga, kurang diterima atau bahkan tidak diterima secara sosial, dianggap lelucon, hingga kekerasan baik verbal maupun non verbal. Penolakan terhadap waria tersebut terutama dilakukan oleh masyarakat strata sosial atas. Oetomo (2000) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa masyarakat strata sosial atas ternyata lebih sulit memahami eksistensi waria, mereka memiliki pandangan negatif terhadap waria dan enggan bergaul dengan waria dibanding masyarakat strata sosial bawah yang lebih toleran. Karena belum diterimanya waria dalam kehidupan masyarakat, maka kehidupan waria menjadi terbatas terutama pada kehidupan hiburan seperti ngamen, ludruk, atau pada dunia kecantikan dan kosmetik dan tidak menutup kemungkinan sesuai realita yang ada, beberapa waria menjadi pelacur untuk memenuhi kebutuhan materiel maupun biologis. Pakar kesehatan masyarakat dan pemerhati waria, Gultom (2002) setuju dengan pendapat seorang waria yang bernama Yuli, bahwa waria merupakan kaum yang paling marginal. Penolakan terhadap waria tidak terbatas rasa “jijik”, mereka juga ditolak untuk mengisi ruang-ruang aktivitas: dari pegawai negeri, karyawan swasta, atau berbagai profesi lain. Bahkan dalam mengurus KTP, persoalan waria juga mengundang penolakan dan permasalahan, maka sebagian besar akhirnya turun dijalanan untuk mencari kebebasan
Perlakuan yang tidak adil terhadap waria, tidak lain adalah disebabkan kurang adanya pemahaman masyarakat tentang perkembangan perilaku dan dinamika psikologis yang dialami oleh para waria, sebab selama ini pemberitaan-pemberitaan media, baik media cetak maupun media elektronik, belum sampai menyentuh pada wilayah tersebut. Berdasar atas realitas tersebut peneliti menganggap penting untuk memahami lebih dalam mengenai waria, kebutuhan-kebutuhan atau dorongan yang mengarahkan dan memberi energi pada waria, tekanan-tekanan yang dialami, konflik-konflik yang terjadi, hingga bagaimana mekanisme pertahanan diri yang akan digunakan oleh waria tersebut. Cara yang paling tepat adalah dengan mempelajari dinamika kepribadian beserta faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan hidupnya, dimana hal ini dapat diketahui dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan antisipasi masa depan orang tersebut.
            Penulis berharap dengan informasi yang disampaikan melalui penulisan studi kasus ini akan mampu memberikan gambaran dan penjelasan yang akurat mengenai fenomena waria, sehingga penerimaan dan pemahaman yang terjadi atas fenomena tersebut akhirnya merupakan sebuah pemahaman yang tepat.


LEMBARAN'' SEJARAH DI BALIK ROMAWI

Sejarah dibalik Valentine's Day



Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13- 18Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama ?nama gadis di dalam kotak

Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.


Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia1998 ).

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa "St. Valentine" termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia,1998 ).

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal. 242, The World Book Encyclopedia,1998 ).

Lalu bagaimana dengan ucapan Be My Valentine?? Ken Sweiger dalam artikel "Should Biblical Christians Observe It" (www.korrnet.org) mengatakan kata "Valentine" berasal dari Latin yang berarti : "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa". Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi "to be my Valentine". hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi "Sang Maha Kuasa") dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod "the hunter" dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Lembaran sejarah di balik nama-nama bulan


Tahukah Anda bahwa di masa lalu tidak ada bulan Januari yang selalu kita sambut sebagai awal tahun baru? Bangsa Romawi merayakan tahun barunya pada tanggal 1 Maret! Bagaimana bisa begitu? Dan sejak kapan awal tahun baru berganti menjadi Januari? Wisata Kata di awal tahun ini membawa Anda menerawang ke masa lalu dan membuka kembali lembaran sejarah di balik nama-nama bulan.
Kalender Romawi pertama diperkirakan diperkenalkan pada tahun 738 SM oleh Romulus, pendiri Kerajaan Romawi yang legendaris. Satu tahun kalender kuno ini terdiri atas 304 hari yang dibagi menjadi 10 bulan. Setiap bulan merupakan kurun waktu dari satu bulan purnama ke bulan purnama berikutnya. Bangsa Romawi tampaknya mengabaikan atau tidak menghitung dua bulan pada musim dingin.
Tahun baru diawali dengan vernal equinox yang menandai musim semi. Vernal equinox adalah saat matahari berada di khatulistiwa, dan ini menyebabkan waktu siang hari sama panjangnya dengan waktu malam hari. Saat tersebut menurut kalender sekarang terjadi pada setiap tanggal 21 Maret. Maka, bulan pertama dalam tahun kalender Romulus ini jatuh pada bulan Maret yang kisahnya dituangkan di sini bersama kisah di balik nama bulan-bulan lainnya.
Kaisar Romawi yang kedua, Numa Pompilius (sekitar 715–673 SM) memutuskan untuk menambahkan dua bulan untuk mengisi dua bulan musim dingin yang tidak dihitung tersebut. Maka, muncullah bulan Januari dan Februari.

Perubahan Kalender

Kalender yang lama ditentukan berdasarkan perhitungan bulan dan semakin dirasakan tidak cocok dengan masa pergantian musim. Untuk mengoreksinya, Julius Caesar, pada tahun 46 SM, mempekerjakan seorang ahli astronomi, Sosigenes, untuk meninjau kembali kalender tersebut. Sosigenes mengusulkan untuk menggunakan matahari, bukan bulan, sebagai dasar penetapan kalender. Dia juga mengusulkan adanya tahun kabisat, dan memindahkan awal tahun dari tanggal 1 Maret ke tanggal 1 Januari. Semua usul ini diterapkan pada kalender Julius yang dimulai pada tanggal 1 Januari 45 SM. Dengan adanya dua bulan tambahan yang mendahului awal kalender, maka bulan September, Oktober, November, dan Desember tidak lagi menjadi bulan ketujuh, kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh sebagaimana yang disiratkan oleh asal-usul namanya. Meskipun demikian, nama keempat bulan itu tetap dipakai dan tidak pernah diubah.

Januari

Pada saat lonceng berdentang dua belas kali di malam tahun baru, yang menandai peralihan dari bulan Desember ke bulan Januari, kita mengucapkan selamat tinggal kepada tahun yang silam dan menyambut kedatangan tahun yang baru. Sungguh tepat bahwa bulan yang pertama ini disebut Januari – dewa bangsa Romawi, Janus, yang namanya digunakan untuk menamai bulan pertama ini, selalu ditampilkan berwajah dua; satu menghadap ke masa lalu dan satu lagi ke masa depan. Nama January masuk ke khazanah bahasa Inggris pada abad ke-14. Sebelumnya, bulan pertama ini disebut Wulf-Monath atau “bulan-serigala” karena pada awal tahun tersebut, musim salju yang dinginnya sangat menusuk tulang menyebabkan para serigala mendatangi permukiman manusia untuk mencari makan.

Februari

Riwayat nama bulan Februari sangat menarik. Pada setiap tanggal 15 pada bulan itu, berlangsung sebuah upacara keagamaan Romawi kuno dengan memukuli para wanita mandul. Peristiwa “pemurnian” ini disebut festival Lupercalia dan diselenggarakan di dalam gua di tepi Sungai Tiber. Dua orang pemuda remaja dipilih untuk memainkan peranan utama dalam upacara tersebut. Setelah beberapa ekor kambing dikorbankan, dari kulit hewan tersebut dibuat alat sejenis pecut. Pecut ini dinamakan februa atau “alat pemurnian”, dan kalau dipukulkan kepada wanita mandul, kemandulannya diyakini akan sirna. Kedua remaja pilihan tadi berlari-lari mengelilingi kota sambil membawa pecut masing-masing, lalu memukuli semua wanita mandul yang mereka jumpai. Entah bagaimana mereka mengetahui siapa wanita yang mandul, atau mungkin juga wanita mandul sudah menjadi rahasia umum seisi kampung.
Kesaktian pecut tersebut dalam menyembuhkan kemandulan mungkin berasal dari Juno, dewi kesuburan yang sering disebut Februaria, dan dari nama sang dewilah kita memperoleh nama bulan kedua ini. Pada mulanya, Februari memiliki 29 hari, tetapi Senat Romawi mengambil satu hari untuk diberikan kepada bulan Agustus agar Agustus tidak merasa kalah oleh bulan Juli.

Maret

Seperti telah dikemukakan, bulan ketiga dalam kalender modern kita memegang peranan penting dalam penentuan awal tahun. Sebelum masa pemerintahan Julius Caesar, tahun baru Romawi diawali pada bulan Maret. Bulan ini bukan saja mengawali tahun baru, tetapi merupakan awal musim perang. Nama bulan ini berasal dari kata Prancis Lama, melalui bahasa Latin Martius, yang secara harfiah berarti “bulan Mars, sang dewa perang”.
April
Pada bulan inilah musim semi dimulai, dan bunga-bunga mulai bermekaran atau terbuka kuncupnya. Cendekiawan Romawi bernama Varro (116–27 SM) menyebut bulan ini Aprilis, diambil dari kata Latin aperio yang berarti “terbuka”. Menurut kamus Ayto, nama bulan ini berasal dari kata Yunani Aphro, kependekan dari Aphrodite , nama dewi Yunani yang melambangkan cinta.

Mei

Pada bulan inilah konon “burung berkicau merdu dan suara kura-kura bersahut-sahutan”. Sir Thomas Malory (1400–1471), penulis berkebangsaan Inggris, menyebut bulan ini “bulan penuh nafsu”. Anehnya, bulan Mei yang romantis ini justru dianggap bulan sial untuk menikah. Bangsa Romawi menolak pernikahan bulan Mei karena pada bulan inilah berlangsung festival untuk menghormati Bona Dea , dewi yang tidak pernah berhubungan intim atau bersanggama. Festival bagi kematian yang tidak menyenangkan juga berlangsung pada bulan Mei. Kata Mei berasal dari kata Latin, Maius, yang diperkirakan berasal dari kata Maia, ibunda dewa Hermes, dewa yang dikaitkan dengan perdagangan, penciptaan, dan kelicikan. Tetapi, menurut kamus Webster, Maia adalah ibu Merkurius yang berayah Jupiter.

Juni

Nama bulan ini mungkin berasal dari Junius, nama keluarga Latin yang membunuh Julius Caesar. Sejumlah cendekiawan yakin bahwa nama Juni berasal dari nama Juno, dewi pelindung kaum wanita, karena sejak awal zaman Romawi bulan ini merupakan bulan yang paling disukai untuk pernikahan. Dewi Juno adalah saudara perempuan dan juga istri Jupiter.

Juli

Nama bulan ini diusulkan oleh Mark Antony, jenderal bangsa Romawi dan kekasih Cleopatra. Semula bulan ini disebut Quintilis yang berasal dari kata sifat quintus yang secara harfiah berarti “kelima”; bulan ini memang bulan kelima bila Maret dianggap bulan pertama. Pada tahun 44 SM, Antony mengusulkan agar bulan kelahiran Caius Julius Caesar ini dinamakan Julius sebagai penghormatan kepada sang Caesar. Ironisnya, pada saat nama tersebut mulai digunakan, pada tahun itu pulalah (44 SM) Julius Caesar terbunuh. Dalam bahasa Inggris, nama bulan ini mula-mula Julie, kemudian berubah menjadi July. Orang Malaysia menyebutnya bulan Julai.

Agustus

Octavian, salah seorang kaisar Romawi (63 SM–14), adalah keponakan Julius Caesar. Dia mendambakan memiliki kemasyhuran dan kekuasaan seperti pamannya. Antara lain, dia menginginkan ada nama bulan yang didasarkan atas namanya sendiri. Hari ulang tahunnya jatuh pada bulan September, tetapi dia memilih bulan Agustus untuk menyandang namanya karena bulan ini banyak membawa keberuntungan baginya. Senat menganugerahkan gelar kebangsawanan Augustus kepadanya pada tahun 27 SM sebagai pengakuan atas jasa-jasanya bagi negara. Maka, sejak tahun 8 SM, bulan pilihan Kaisar Octavian ini dinamakan Augustus; yang dalam bahasa Indonesia disebut Agustus, dan dalam bahasa Malaysia disebut … Ogos!

September

Karena awal tahun bangsa Romawi mula-mula jatuh pada bulan Maret, maka September adalah bulan yang ketujuh. Nama September diambil dari kata Latin septem yang berarti “tujuh”. Ketika kalender berubah dan September menjadi bulan kesembilan, namanya tidak berubah.

Oktober

Pada musim inilah asap dedaunan yang terbakar memenuhi udara. Bahkan penyair Romawi, Martial, menyebut Oktober sebagai “fumosus” atau “berasap” karena masa pembakaran daun sudah tiba. Nama Oktober itu sendiri berasal dari kata Latin octo yang berarti “delapan” karena bulan ini adalah bulan kedelapan sebelum awal kalender diubah.

November

Karena Kaisar Augustus dan Julius Caesar masing-masing sudah memiliki bulan sendiri-sendiri, kaum politikus Romawi yang sangat mengagungkan kesopanan berpendapat sudah sewajarnya jika bulan November diganti namanya sesuai dengan nama Kaisar Tiberius. Tetapi, Tiberius menolaknya dan berkomentar dengan nada bercanda: “Bagaimana kalau kaisarnya ada sebelas?” Maksudnya tentulah bahwa kaisar yang ke-11 itu tidak akan kebagian bulan untuk dinamai sesuai dengan namanya. Maka, nama bulan ini pun tetap disebut November, dari kata Latin novem yang berarti “sembilan”.

Desember

Lucius Aelius Aurelius Commodus, Kaisar Romawi menjelang akhir abad kedua, bertanya kepada gundiknya, apakah dia ingin namanya diabadikan dalam kalender. Sang kaisar menginginkan nama Amazonius karena kekasihnya itu pernah dilukis sebagai Amazon. Tetapi, Senat rupanya tidak setuju dan meminta sang kaisar untuk menonton pertarungan antara para gladiator saja sehingga ia lupa akan niatnya tersebut. Maka, bulan terakhir itu tetap dinamai Desember, dari kata Latin decem yang berarti “sepuluh” karena bulan ini adalah bulan kesepuluh dalam kalender yang belum diubah.

Penutup

Dari berbagai kamus yang saya gunakan sebagai acuan, riwayat nama bulan memang bermiripan dan saling melengkapi. Yang sering membingungkan adalah tahun yang tercantum sebagai masa pemerintahan para kaisar Romawi. Selain itu, “identitas” para dewa pun simpang siur. Namun, semua kisah dalam tulisan ini memang bukan dimaksudkan untuk diperiksa satu per satu kebenarannya bukan? Sampai di sini dahulu, pembaca. Insya Allah kita jumpa lagi nanti.


Cantik atau Ganteng itu Relatif









Tergantung siapa yang melihat anda..

Jika hanya anda yang menilai anda cantik/ganteng, berarti anda hanya berangan-angan

Jika hanya ada dua orang yang menganggap anda cantik/ganteng, berarti dia ga mau membuat anda sakit hati

Jika hanya ada 5 orang yang menganggap anda cantik/ganteng, itu karena mereka takut pada anda

Jika ada 10 orang yang menganggap anda cantik/ganteng, berarti mereka mau menjilat pada anda

Jika ada 100 orang yang menganggap anda cantik/ganteng, itu berarti mereka belum pernah melihat orang yang lebih cantik/ganteng dari anda

Jika ada 1000 orang yang menganggap anda cantik/ganteng, baru saya percaya anda benar2 cantik/ganteng

Apakah atau seperti apakah ukuran kegantengan or kecantikan seseorang?
Disaat pertanyaan itu di jawab dan yang menjawab adalah Otak kita pastilah jawabanya adala kalo orang ganteng itu atau orang cantik itu adalah : orang yang intelek,cerdas,wawasanya luas dan seterusnya dan seterusnya..
 

Tapi ketika yang menjawabnya adalah mata kita jawabnya adalah kalo orang cantik itu or orang ganteng itu adalah : orang yg bodinya seksi,boncenganya mantap kalo cewk,terus perutnya six pack kalo cowok dan seterusnya dan seterusnya..karna mata manusia itu lebih cenderung mengikuti hawa nafsu.
 

Akan tepai ini yg paling penting,apa bila pertanyaan itu di jawab oleh hati jawabnya adalah : orang ganteng or cantik itu adalah orang yang akhlaq'nya bagus,rajin beribadah,sopan santunnya tinggi,dan seterusnya dan seterusnya..adapun urusan body sama muka nomer sekian..kalo cakep di anggapnya bonus..hehe

3 perbandingan tersbut saya kira cukup jelas untuk menjabarkan judul di atas..

Seperti arti dari pada relatif itu sendiri yang artinya sama dengan perbandingan,kita sebagai manusia sering kali membanding bandingkan sesuatu entah apa pun itu.


Sikap Dewasa

 
 
 
 
 
 
 
                    Sikap dewasa merupakan sesuatu yang perlu ditekankan dalam menghadapi sebuah masalah. Kita tahu bahwa sikap yang kekanak-kanakan justru dapat membuat sebuah masalah menjadi bertambah karena sikap yang diambil akan mempersulit masalah. Tetapi sikap yang dewasa dan bijaksana Insya Alloh membuat urusan bisa teratasi dengan baik.
Minimal ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh kita untuk bisa belajar bersikap dewasa :
  1. Tidak Emosional atau Tergesa-gesa. Sikap tenang dan tidak emosional dibutuhkan baik ketika berkomentar, mengambil sikap, ataupun ketika menentukan sebuah keputusan. Karena andaikata tergesa-gesa biasanya keputusan yang diambil kurang tepat.Apalagi bila kurang ditunjang oleh data dan fakta yang akurat. Dan permasalahan akan bertambah jika disikapi pula dengan sikap yang emosional. Oleh karena itu kita harus latihan untuk bisa meredam sikap yang emosional.
  2. Berlatih Untuk Bijak. Kadang kala kita bisa mengambil keputusan atau sikap yang memang menyelesaikan sebuah masalah tetapi kadang kala dengan sikap yang kita pilih tersebut, ternyata ada pihak yang merasa terluka. Seharusnya jika kita ingin menasehati orang lain sebaiknya jangan sampai orang lain merasa digurui; kita menang tanpa orang lain merasa dikalahkan dan kita sukses tanpa orang lain merasa terdzolimi. Kita harus melatih diri sekuat tenaga untuk bisa merubah sesuatu tanpa kita merasa berjasa, atau orang lain merasa lebih rendah dan hina. Untuk bersikap seperti ini kita perlu berlatih untuk tidak menonjolkan diri seakan-akan kitalah yang paling bisa, paling pandai, paling mulia, paling berjasa. Karena semakin sering kita menonjolkan diri justru itulah sifat yang kekanak-kanakkan. 
 
3. Semakin memperbaiki isi daripada topeng. Orang yang senang memamerkan topeng adalah salah satu sikap yang kekanak-kanakkan. Untuk itulah kita harus lebih senang meningkatkan kualitas kepribadian, kualitas keimanan, kualitas keilmuan dan wawasan, kualitas akhlak dan keikhlasan dibandingkan hanya  sibuk memperbaiki kualitas rumah, kualitas baju ,dan kendaraan. Memang manusia tidak dilarang untuk memiliki dunia tetapi kalau hanya sibuk dengan dunia sedangkan dirinya terabaikan maka itulah yang akan menimbulkan masalah. Yang akan terjadi adalah dirinya akan semakin sibuk bersembunyi dibalik topeng karena takut kehilangan topengnya, akibatnya dia menjadi orang yang tidak jujur terhadap diri sendiri karena merasa pujian terhadap topeng adalah pujian terhadap dirinya dan orang yang bersandar biasanya selalu takut kehilangan tempatnya bersandar.
  Semoga kita dapat menikmati proses pendewasaan sikap dan kematangan kepribadian lewat aneka kejadian yang menimpa diri kita masing-masing sehingga Insya Alloh mudah-mudahan selain bertambah umur bertambah juga kedewasaan dan kearifan kita dalam bersikap.
  Wallahu a’lam.

Sabtu, 17 September 2011

Ipa VS Ips













 gk perlu di permasalahin tentang perbedaan  keunggulan IPA atau IPS
semua kembali kepada orangnya
mau mengembangkan diri atau g....


Ipa atau Ips di bilang beda ya emng beda LIAT AJA PELAJARAN NYA ..


Jurusan IPA banyak berhubungan dengan teknologi, berhitung dan mengamati fenomena alam.
Jurusan IPS mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat.


JURUSAN IPA
Mempelajari ilmu pasti dan alam atau eksakta. Lengket dengan metode ilmiah yang mengutamakan percobaan-percobaan dan tes yang penuh logika. Jawaban atas pertanyaan soal adalah pasti tidak bisa diganggu gugat. Cocok untuk yang berminat pada teknik, sains dan perkembangan teknologi, berhitung dan mengamati fenomena makhluk hidup dan alam sekitarnya.

Keunggulan:
- Bisa lintas jurusan begitu memilih PTN, karena jurusan ini selalu bisa survive dari segala jenis pelajaran. Ada anggapan kalo murid IPA selalu bisa beradaptasi dengan pelajaran IPS dengan mudah.
Melatih kemampuan logika dan penyelesaian masalah. Sehingga dalam dunia kerja lulusan IPA juga dianggap bisa bekerja di bidang IPS.
- Perlu waktu dan suasana khusus untuk mempelajari satu mata pelajaran eksakta.

Kelemahan:
- Sering terlihat belajar terus, seperti tak ada waktu santai. Agak kurang dalam pengetahuan pergaulan.
-Pada akhirnya sering memilih jurusan IPS karena mengaku salah jurusan pada waktu kuliah, karena tidak kuat menjalani beberapa mata kuliah.
- Belum tentu bisa menggabungkan metode menghafal dan menalarkan pelajaran.


JURUSAN IPS
Intinya sih jurusan ini mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Mulai dari sosiologi, geografi, ekonomi akuntansi dan sejarah. Pelajaran-pelajaran ini terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Sangat pas untuk kita yang berminat pada bidang sosial-politik, kewartawanan dan bisnis marketing.

Keunggulan:
- Bukan santai, tapi pelajarannya emang hanya membutuhkan penalaran aja.
- Saat ini, dunia kerja lebih membuka lapangan pekerjaan luas untuk jurusan Sosial.
- Karena masih ada waktu untuk bergaul, wawasan tentang dunia pergaulan bisa lebih luas.

Kelemahan:
-Sangat berat bila bersaing di bidang IPA atau eksakta.
-Cap miring soal jurusan pelarian dan gayanya yang santai
-kurang bisa lintas jurusan.


Sistem Pembelajaran Yang Perlu Perbaikan



Entah mengapa, saya jenuh dengan sistem pembelajaran yang saya peroleh di sekolah. Keluh kesah terus datang menghampiri telinga saya yang lebar ini. Si A benci pelajaran ini, si B benci pelajaran itu, bahkan tak satu pun pelajaran yang disukai si C, entah karena gurunya, sistem pembelajarannya atau memang sudah takdirnya pelajar Indonesia terus terpuruk di dalam sistem pembelajaran seperti ini?




smua pihak mempunyai alasan masing'' jika disalahkan dalam hal pembelajaran
seperti contoh nya guru yg cara pembelajaran nya kurang menyenangkan,tetapi dia selalu ingin murid nya mendapat nilai bagus,YA MANA BISA,jaman sekarang yg di suruh introspeksi pasti murid
MURID NYA MALAS LAH
GK SUKA MERHATIIN LAH
GK CEPAT TANGGEP LAH dll deh
ya kita sebagai murid memang mengakui hal yg demikian,dan itu pun krna pembelajaran nya yg membosan kan
tp apa guru'' sekrng punya inisiatif buat mengubah cara blajar yg awalnya membosankan jadi menyenangkan?
jawaban nya mungkin GAK ,dri tahun ke tahun  pembelajaran selalu sama


walaupun gk smua gru membosankan dalam pembelajaran.tp sepertinya mayoritas pembelajaran di indonesia membosankan,hmm






 







Jumat, 02 September 2011

pupuss :(

Sejenak ku sadar
harapku mulai sirna
mengguncang sisi jiwaku
hasratpun meronta, merebak dalam tanya
adilkah dunia bawaku melangkah
tatap cermin diri
cari jawab akan tanya
gelap hampa tiada warna
sudah hapus saja bila raga lelah
adilkah dunia bawa ku melangkah
oh .. bilakah semua menjadi nyata
dalam hidup ini
oh .. bilakah cintaku slalu terasa abadi
selamanya
pudar hilang sudah
anganku kan dirimu
tinggal luka batinku
laraku mendera, mendekam dalam rasa ini
adilkah dunia bawaku melangkah
bayang dirimu mendekap manja
menjelma mesra bak mentari menyapa dunia






  • Tell me... What we... Doing here anyway? It seems like for too long We've been playing these games When I reach out to touch you my hand starts to shake Cause it hurts to be this close but so far away It's like I'm in the shadow of his mistakes But I don't got a lifetime waiting for your heart to melt Cause baby can't you see it's me that you're damaging I'm opening my heart and now I'm risking everything So baby don't you leave me waiting in the wind

  • I know he hurt you But baby he ain't me And I hope someday you'll find faith in me I'm so desperate to touch you I'd do anything Can't accept that my chances are slowly vanishing As the lights go on and I take the stage I gotta find the words to say... I don't got a lifetime waiting for your heart to melt Cause baby can't you see it's me that you're damaging I'm opening my heart and now I'm risking everything So baby don't you leave me waiting in the wind
Copyright © 2011 kehidupan nyata. All Rights Reserved.